Skip to main content

Bagaimana Mengajar Anak Menulis Cerita Anak 2

Dear moms, lanjut ya topik kita terkait bagaimana mengajar anak menulis cerita anak. Mengajar anak menulis cerita anak bisa mudah dan bisa susah, itu semua tergantung pada mindset kita sebagai orangtua dan bekal apa yang sudah kita beri pada anak kita sejak mereka lahir.  

Gak masalah kok walau kita hanya seorang ibu rumah tangga bukan seorang penulis. Selama kita punya keinginan mulia untuk mendidik anak kita bisa menulis cerita, insha Allah kita harus yakin bahwa semua niat baik akan dimudahkan Allah subhanahu wa ta’ala.

Moms, berdasarkan pengalaman saya, modal yang paling utama itu adalah sabar dan konsisten. Dengan kesabaran dan kasih sayang maka anak akan merasa nyaman dan tidak merasa ‘dipaksa’.

Ngomongin bekal biar anak suka menulis dan bisa mudah dalam menulis , terutama menulis cerita fiksi adalah tentu saja anak harus cinta baca.

Bagaimana agar anak cinta baca? Ya, tentu saja dengan mengenalkan anak sejak dini pada dunia baca. Meski pun tentu saja anak usia dini belum bisa membaca. Apalagi anak usia batita. Namun dianjurkan agar para orangtua bisa meluangkan waktu secara rutin meski tak panjang durasinya, untuk bercerita dengan anak. Meski tak harus menggunakan buku bacaan atau meski tak harus membacakan cerita.

Tentu kita tak lupa dengan kebiasaan bertutur yang diturunkan oleh nenek moyang kita sejak lama. Ada hikayat. Ada cerita rakyat. Ada legenda. Semua kisah atau cerita itu awalnya dituturkan dari mulut ke mulut dari generasi ke generasi. Yang kalau orang sekarang menyebutnya storytelling.

Apa pentingnya mengajar anak suka baca sejak dini? Banyak sebenarnya. Salah satu yang nyata banget di kehidupan masa depan anak, adalah saat mereka mulai berhadapan dengan tugas-tugas di sekolah terkait kemampuan untuk membaca buku-buku pelajaran dan kemampuan untuk menuliskan tugas-tugas sekolah. Ditambah jumlah kosa kata yang terus bertambah dengan semakin banyaknya buku yang mereka baca. Jadi sungguh benar jika buku disebut jendela dunia.

Saya jadi teringat dengan kisah  para pejuang bangsa. Bagi beliau-beliau, membaca buku merupakan keharusan. Bahkan saat diasingkan oleh Belanda jauh ke pulau sepi di seberang lautan pun, yang mereka bawa adalah buku-buku. Bukan tumpukan baju dan obat-obatan serta persediaan makanan. Hal ini patut dijadikan role model.

Sehingga buat anak-anak kita, kelak saat mereka berada dalam situasi yang dibutuhkan untuk menulis, maka dengan mudah mereka akan mampu melakukannya. Dan mereka bisa melakukannya dengan senang hati karena mereka cinta baca.

Oya, bicara tentang senang hati saat menulis, saya teringat salah seorang murid  kelas menulis saya di SD. Dia seorang anak yang cinta baca dan suka menulis. Namun, setiap memulai menulis seakan ada hal berat yang membuat dia kesulitan utnuk mengembangkan tulisannya. Usut punya usut ternyata mandegnya bukan di masalah teknis. Ternyata dia merasa ‘dipaksa” untuk menghasilkan tulisan yang auto bagus. Karena terimbas bayang-bayang nama besar orangtuanya  yang merupakan penulis sukses. Dalam hal ini penting juga bagi kita sebagai orangtua untuk mengajarkan anak bahwa semua butuh proses. Tak harus langsung menjadi yang terbaik di langkah pertama.  Karena semua akhir ada awalan dan proses. Nah, itu juga butuh ketelatenan dan kesabaran kedua belah pihak baik anak maupun orang tua dalam menjalani proses ini.

 


ToMaSS dan ATA

Berdasarkan pengalaman saya mengajar anak menulis cerita anak, sebagai pengajar di kelas menulis untuk anak-anak usia sekolah dasar, saya kemudian berusaha menyederhanakan cara belajar menulis cerita fiksi untuk anak. Saya merumuskannya dalam dua “rumus” versi saya yaitu ToMaSS dan ATA.

ToMaSS

Mari kita bahas ToMaSS dulu, Moms. ToMass ini bukan Thomas si lokomotif itu lho, tapi singkatan dari:

To=Tokoh cerita.

Ma=masalah cerita.

S=Solusi.

S = Setting.

Dengan ToMaSS, saya harap para Moms dan juga Dads bisa lebih mudah dalam mengajar anak-anak kita bagaimana menulis cerita fiksi. ToMaSS ini merupakan unsur-unsur yang terdapat di dalam sebuah cerita fiksi.

Penjelasan sederhananya begini. Tidak ada cerita tanpa ‘tokoh’. Baik tokohnya hewan, manusia atau benda sekalipun.

Tidak ada cerita tanpa ‘masalah’. Tidak akan menarik sebuah cerita jika tidak ada masalah didalamnya. Masalah membuat si tokoh utama di dalam cerita bergerak mencari ‘solusi’ dan akhirnya cerita terus berkembang hingga menuju ke akhir cerita.

Setting merupakan hal yang sangat penting. Ada dua jenis setting yaitu setting waktu dan setting tempat. Kapan cerita itu terjadi? Pengambaran tentang setting waktu. Dimana cerita tersebut terjadi? Inilah dia setting tempat. Setting juga dikenal dengan dengan latar yang sangat penting di dalam membangun sebuah cerita fiksi.

Meskipun tak harus langsung dituliskan anak di dalam selembar kertas atau diketikkan langsung di layar komputer. Kegiatan merancang cerita bersama anak dengan ToMaSS ini akan menjadi sebuah kegiatan yang mengasyikkan, Moms!


                                                     pic by parentsmagazine

ATA

Nah, kita telah kenalan dengan ToMaSS, jangan lupakan si ATA yang akan membantu kita tetap berada di dalam jalan yang benar dalam menulis cerita.

A=awal cerita

T=Tengah cerita

A=Akhir cerita

 

ATA akan membantu anak untuk fokus dalam merangkai cerita agar si tokoh di dalam cerita anak tersebut tidak kemana-mana membawa (masalah dan konflik) cerita tersebut tanpa akhir.

Inilah pengalaman saya dalam mengajar anak bagaimana menulis cerita fiksi. Pada prakteknya banyak hal yang akan kita jumpai. Apalagi setiap anak memiliki karakter, minat dan kemampuan  yang berbeda. Insha Allah, nanti saya akan cerita lagi lebih banyak lagi via blog ini. Monggo mampir lagi dan jika ada pertanyaan jangan segan untuk ketik di kolom komentar. Dengan senang hati saya akan berbagi sepanjang sepengetahuan saya. ^__^ 

Comments

Post a Comment

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini, mohon maaf karena komentar akan dimoderasi dulu. Mohon ditunggu kunjungan balik saya ^__^

Popular posts from this blog

7 Tips Pilih Furniture Rumah Minimalis

  image by decoruma Akhir-akhir ini makin sering ada berita tentang deflasi pertanda masyarakat level tertentu sudah tidak punya uang lagi meski hanya untuk berbelanja kebutuhan primer. Kemiskinan, kelaparan, kekurangan biaya untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sepertinya akan menjadi masalah yang harus dicermati untuk kedepannya. Termasuk kebutuhan untuk tempat tinggal yang layak. Nah, kalau sudah begini mau gak mau terpaksa tinggal di tempat seadanya. Yang mungkin jauh dari kata layak. Jadi sudah sewajarnya ga teman-teman yang beruntung sudah punya rumah sendiri, meski kondisi rumah dalam keadaan minimalis pun harus tetap selalu disyukuri. Tinggal, bagaimana caranya supaya bisa merasa nyaman dan betah berkegiatan di dalam rumah. Dan itu bisa kita siasati dari pemilihan furniture untuk ditata.  Memang rumah minimalis itu emang keren banget sekarang ini, tapi memang, kadang bingung juga cari furniture yang pas dan bikin ruangan makin kece. Tapi jangan khawatir yaa, ada 7 tips nih

Serum dalam Perawatan Kulit, Pentingkah?

  Dear ladies, kesibukan dalam keseharian di rumah mengurus keluarga maupun di luar rumah tentu saja berpengaruh dalam ritne atau jatah waktu untuk memberikan perhatian pada perawatan kulit kita. Namun, tentu saja kita harus tetap peduli dong pada perawatan diri sendiri. Termasuk update informasi terkait produk apa saja yang bagus untuk perawatan kulit kita. Misalnya terkait topik skincare dan serum. Penggunaan skincare dan serum dalam perawatan kulit sekarang ini seakan menjadi suatu hal yang jamak dalam khazanah perawatan kulit di Indonesia. Sesuatu hal yang mungkin beberapa waktu lalu mungkin masih jarang terdengar di telinga kita.Ladies pun mungkin bertanya-tanya mengapa serum bisa menjadi bagian penting dalam rutinitas perawatan kulit kita di saat sekarang. Nah, jawabannya sebenarnya sederhana. Karena, menurut hasil riset para ahli terkait, serum memiliki sejumlah keunggulan yang sayang kalau kita lewatkan. Berikut pemaparannya,  a.       Serum   mampu menyerap lebih dalam

Kok Obat Tetes Mata Bisa Terasa Pahit di Lidah

                                                                Image: pinterest.com Nah, pertanyaan ini bermula saat ada keluhan di kedua mataku. Selama ini alhamdulillah mataku tak pernah bermasalah. Namun entah mengapa beberapa bulan terakhir ini mataku mudah sensitif terhadap debu membuatnya terasa gatal. Dan rasa gatal ini sangat menganggu kalau dibiarkan. Akhirnya biar nggak gatal lagi kedua mata kukucek. Memang rasa gatal berkurang tapi akhirnya gerakan kucek mata jadi nagih. Mata jadi bengkak dan berair. Akhirnya aku pun menyerah dan pergi periksa ke dokter. Chloramphenicol Pertama kali mengenal zat ini dari isi kandungan obat tetes mataku yang bermerk Reco. Obat tetes mata ini diresepkan oleh dokter di puskesmas karena ada keluhan pada mataku. Yaitu  sensitif pada debu. Juga mudah gatal hingga rasanya tangan pengen ngucek-ngucek sampe mata jadi merah. Akhirnya pada suatu kesempatan aku nyerah dan pergi periksa. Aku diberi satu jenis obat saja karena memang yang b