“Kek
Seno kenapa, Pa?” bisikku penasaran.
Punggung
pria tetangga depan rumah kami itu semakin menjauh. Mengiringi langkahnya yang
terseok masuk kembali ke dalam rumahnya.
Suamiku
menghela napas berat, “Kasihan sekali Kek Seno, Ma. Dia kehilangan pekerjaannya
di pabrik panci. Ada peremajaan karyawan, katanya.”
“Iya
sih. Aku sudah dengar kabar itu. Tapi kan Kek Seno, dapat pesangon dong!”
Suamiku
menggeleng.
“Lho,
masa enggak sih?
Kek Seno itu kan sudah puluhan tahun kerja di pabrik itu?” tanyaku tak habis pikir.
Kek Seno itu kan sudah puluhan tahun kerja di pabrik itu?” tanyaku tak habis pikir.
“Benar,
Ma. Kek Seno gak dapat sepeserpun.”
“Wah,
kasihan banget. Terus, sekarang Kek Seno kerja apa? Dia kan harus tetap punya
pemasukan meskipun hanya untuk menghidupi diri sendiri.”
“Yaa,
bisa kerja di mana di usia yang sudah senja begitu, Ma?” suamiku mengangkat
bahu.
“Siapa
coba yang mau ambil karyawan
di atas usia enam puluh? Sekarang kan zaman outsourcing,
Ma. Boro-boro diatas enam puluh tahun, usia di atas tiga puluh tahun saja susah
nyari kerja meski dengan mengandalkan ijazah sarjana.”
Aku
hanya bisa tertegun. Membayangkan seorang kakek yang tinggal sebatangkara dan
tak punya pendapatan untuk menghidupi dirinya.
“Kesian
banget, Kek Seno, ya, Pa.”
“Heeh,”
suamiku mengangguk. “Makanya tadi Papa ajak dia makan siang bareng kita tadi.”
“Lha,
ngasih makan doang, Pa?”
“Ada
sih, sedikit salam tempel tadi,” tambah suamiku.
Tapi
meski demikian, tetap saja Kek Seno harus punya pemasukan rutin, batinku.
“Lho,
kok bengong, Ma?”
“Pa,
coba Kek Seno dulu pernah ikutan kelas Investasi Cerdas BEI dan Mandiri
Sekuritas ya. Mungkin hal seperti ini
tak perlu terjadi. Karena Kek Seno sudah cerdas investasi.”
“Kelas Investasi Cerdas?”
“Iya,
Pa. Dengan memahami investasi cerdas, Kek Seno tentu bisa menyiapkan masa
pensiunnya sejak dini sehingga bisa sejahtera secara finansial.”
“Kelas
Investasi Cerdas yang mana sih, Ma? Mama kebanyakan ikut berbagai acara, Papa
jadi gak mudeng nih,” suamiku mengangkat alisnya penasaran.
“Ah,
Papa. Masa lupa sih. Itu lho Pa, kelas belajar investasi yang pulangnya, Mama
dimodalin untuk beli saham. Hihihi!”
“Lho,
Mama kok gak bilang-bilang sih. Papa mau dong kalau dimodalin.”
“Lha,
Papa udah pikun ya? Mama udah pernah cerita kan kalau Mama ikutan kelas Investasi
Cerdas di Bursa Efek Indonesia? Itu lho, yang Papa ngomel dan bilang kalau
trading saham itu judi.”
“Ooh,
yang itu. Jadi, Mama tetep ikutan
trading saham?” suamiku baru ingat sepertinya.
“Ya,
iyalah, Pa. Secara Mama bisa trading saham dari rumah via website Mandiri Sekuritas Online Trading. Jadi nggak
mengganggu kegiatan sehari-hari.”
“Astagfirullah, Mama. Papa kan udah bilang jangan ikut saham-sahaman seperti
itu!”
“Papa,
saham itu nggak haram Pa. Lihat nih, MUI sudah memberikan fatwanya. Aku menyodorkan
Tab-ku padanya.
“Lagian,
Mama kan ikutan tradingnya yang saham syariah. Lumayan lho, Pa. Profitnya bisa Mama
investasikan lagi untuk membeli Reksadana.”
“Reksadana?
Apa itu, Ma?”
“Reksadana
itu merupakan sebentuk sarana investasi,
Pa. Ada yang berupa Reksa Dana saham, obligasi atau jenis efek lainnya. Nih, Papa bisa baca infonya di sini."
“Berarti
uang Mama plus uang dari Papa, Mama investasikan di sana semua? Bagaimana kalau
Mama tertipu investasi bodong?"
"Haha!
Ya, enggaklah Pa. Itulah gunanya ikutan kelas Investasi Cerdas Mandiri
Sekuritas dan BEI. Dengan memahami apa itu investasi dan jenis-jenisnya, maka
kita akan bisa menikmati hasilnya. Apalagi ini, Mandiri Sekuritas lho Pa. Siapa
sih yang gak kenal? Sekuritas ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia lho. Asal
Papa tau aja, nggak semua sekuritas bisa dengan mudah masuk list BEI. Ada
sejumlah kriteria yang harus mereka penuhi dulu, lho."
Suamiku
manggut-manggut.
"Wah,
isteriku memang cerdas ya. Kalau begitu Papa enggak kuatir lagi. Mama pasti
bisa mengatur keuangan rumah tangga kita.
"Nah,
gitu dong Pa!" aku mengacungkan jempol. "Kalau begitu, mulai sekarang
jatah uang bulanan naik ya? Kan uangnya
untuk investasi, bukan buat arisan atau shopping." Aku mengedipkan sebelah
mata.
Dan
kalau melihat ekspresi wajah suamiku, sepertinya kucuran uang belanja akan
semakin lancar jaya nih. Hihihi... Terimakasih Smart Investing BEI dan Mandiri
Sekuritas! ^__^
Emak cerdas invest smart :)
ReplyDeleteTq mak Maya :) Emak harus cerdas finansial demi masa depan anak bangsa yang lebih terjamin ;)
DeleteMemang perempuan sekarang harusc erdas dalam sehgala hal ya mak, termasuk investasi ;)
ReplyDeleteSetuju mak, apalagi cerdas investasi (y)
DeleteOoh ada juga ya saham syariah? Aku baru tahu lho.. Coba dong Mbak ulas lg mengenai investasi ini secara lbh detil..koq kayaknya aku tertarik, hehe..
ReplyDeleteAda mbak Rita. Sejak tahun 2011, Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia sudah mengeluarkan fatwa DSN No: 80/DSN-MUI/III/2011 terkait penerapan prinsip syariah dalam perdagangan efek di bursa efek. Inshaallah nanti saat posting saya mention dirimu, saat ini on progress penulisan artikelnya ;)
DeleteAku jadi mulai kepikiran investasi juga Mak.. Tapi Reksa Dana gak ngasih keuntungan secara instan ya Mbak :)
ReplyDeleteMaksud mbak Hilda mengenai keuntungan secara instan itu apa ya? Reksadana ini simpelnya, kita memberikan uang kita untuk dikelola oleh seoerang manajer investasi dari sekuritas yang kita percaya. Uang tersebut kita investasikan dalam jangka waktu tertentu, mulai dari 3 bulan sampai tahunan(tergantung jenis Reksadana dan tujuan investasinya). Namun kalau sewaktu-waktu ada keadaan darurat dan ingin menarik dana tersebut kembali, bisa saja dan tanpa penalti. Tak sama dengan menarik kembali uang asuransi sebelum jatuh tempo,kena penalti dan malah rugi. hehe (pengalaman pribadi)
Deletememang bener banget klo investasi ini perlu supaya masa depan jadi lebih baik :)
ReplyDeleteSetuju banget mbak (y). Demi masa depan kita dan anak bangsa :)
Deleteistri sholehah dan cerdaas :)
ReplyDeleteTengkyuu mak Dedew! Aku padamuu ^__^
DeleteInvestasi memang penting banget :)
ReplyDeleteBener banget mak Lusi :)
DeleteSelamat ya mba Aira
ReplyDeleteMakasih mbak Arin ^_^
DeleteWah jd pengen ikutan kelas cerdas finansial ih..... ^_^
ReplyDeleteHayuk mbak Ida ^_^
DeleteSekarang sudah zamannya investasi memang, kalau enggak ikuti perkembangan bisnis bakalan ketinggalan. Tapi, investasi juga perlu berhati-hati karena banyak juga investasi bodong. Jadi, harus perhatikan baik-baik dalam memilih perusahaan untuk investasi. Terima kasih investasinya!
ReplyDelete